Metode menghafal Al-Qur’an
A. Perangkat
penunjang yang dibutuhkan
- Mushaf standar Madinah.
Dipakai karena standar internasional dan letak posisi ayat dan surat
sama seluruh dunia.
- MP3 player atau HP yang memiliki MP3 player.
Untuk memutar file murottal yang akan dihafalkan dalam rangka
membiasakan telinga mendengarnya sehingga bacaan tersebut tidak asing.
- Buku evaluasi hafalan dan muroja’ah.
Sebagai evaluasi usaha menghafal dan menjaga kedisiplinan muroja’ah dan
menghafal.
B. Cara
menghafal
- Niatkan untuk taqorrub (mendekatkan diri) kepada Allah azza wa jalla.
- Hafalan dimulai dari juz 30, dari surat An-Naba’ sampai An-Nas, kemudian dilanjutkan dengan juz 29, juz 28, juz 1, juz 2, dst.
- Memberi kode halaman berdasarkan lembarannya. Lembar ke-1 halaman depan diberi kode 1A, halaman belakang 1B. Lembar ke-2 halaman depan diberi kode 2A, halaman belakang 2B, dan seterusnya[1]. Ini bertujuan untuk mengindeks surat dan ayat dalam hafalan kita untuk memudahkan pencarian jika dibutuhkan.
- Membagi hari dalam 1 pekan (7 hari) menjadi: 5 hari untuk menghafal dan 2 hari untuk muroja’ah halaman yang dihafalkan.
- Secara umum 1 halaman mushaf Madinah terdiri dari 15 baris, maka kita rinci sebagaimana berikut:
(a)
15 baris
dihafalkan selama 5 hari (15 : 5 = 3), sehingga target dalam sehari
menghafalkan 3 baris.
(b)
Hari pertama
menghafalkan 3 baris pertama, hari ke-2 menghafalkan 3 baris ke-2, dan
seterusnya sampai selesai 1 halaman di hari ke-5.
(c)
Hari ke-6 dan
ke-7 mengulang-ulang (muroja’ah) hafalan 1 halaman sampai lancar.
- Cara mempercepat proses menghafal yaitu membaca 3 baris secara langsung (bukan per ayat) sebanyak 20 kali[2], dengan rincian:
(a)
Diupayakan
selesai untuk sekali duduk dan tidak diselingi dengan aktivitas lain (harus
fokus membaca). 20 kali baca untuk 3 baris dibutuhkan waktu antara 5-10 menit
(tergantung kecepatan baca). Itu artinya untuk sekali duduk harus disediakan
waktu 5-10 menit.
(b)
Agar tidak
mengganggu aktivitas sehari-hari dan agar proses menghafal ini tidak menjadi
beban yang sangat berat maka membaca 3 baris sebanyak 20 kali ini hendaknya
dilakukan setiap selesai sholat fardhu (3 baris yang sama di hari yang sama).
(c)
Jika di
hitungan ke-15, misalkan, sudah mulai hafal maka lanjutkan membaca sampai ke-20
dengan menutup mushaf (membaca dengan hafalan).
(d)
Setelah
selesai, kembalilah pada rutinitas sehari-hari dan ulangilah langkah-langkah
ini di waktu sholat berikutnya.
(e)
Hari ke-2,
lanjutkan ke 3 baris ke-2 tanpa perlu mengulang-ulang lagi 3 baris pertama dan
demikian seterusnya sampai selesai di hari ke-5.
(f)
Hari ke-6 dan
ke-7, membaca 1 halaman keseluruhan dan diulang-ulang minimal 4 kali setiap
selesai sholat fardhu atau menyediakan waktu khusus (seperti ba’da sholat
maghrib sampai isya’) untuk mengulang-ulang sebanyak 20 kali (waktu sekitar
25-50 menit).
(g)
Semua langkah
di atas hendaknya diiringi dengan setiap saat (selain waktu menghafal)
mendengarkan murottal halaman yang dihafalkan menggunakan mp3 player atau HP
dengan perangkat headset (jika dikhawatirkan mengganggu orang lain) untuk
mempercepat proses menghafal[3].
(h)
Jika semua
langkah di atas dilaksanakan dengan disiplin dan istiqomah, insya Allah dalam
sepekan sudah hafal 1 halaman dan hari ke-8 sudah bisa menghafal halaman
berikutnya.
- Jika sudah memiliki hafalan 1 halaman maka muroja’ahnya adalah dengan membaca halaman yang sudah dihafal (misal: 1A) minimal sekali dalam sehari atau juga bisa dijadikan bacaan dalam sholat dengan tanpa mengganggu jadwal aktivitas menghafal halaman berikutnya.
- Jika sudah memiliki hafalan 1 lembar (misal: 1A dan 1B) maka muroja’ahnya adalah hari pertama muroja’ah 1A, hari ke-2 muroja’ah 1B, hari ke-3 muroja’ah 1A, dst. (Secara rinci dipandu di buku evaluasi menghafal dan muroja’ah)[4].
Setoran Hafalan
Sebagai bahan
evaluasi dan untuk memacu semangat serta menjaga keistiqomahan dalam menghafal
Al-Qur’an maka hafalan harus disetorkan kepada ustadz yang bersedia menerima
setoran hafalan yang terdekat dengan tempat tinggal Anda. Jika tidak
mendapatkan maka kami menyediakan layanan setor hafalan melalui HP di call
center kami.
Keutamaan
menghafal Al-Qur’an
- Lisan selalu basah dengan dzikir yang paling utama, yaitu membaca Al-Qur’an.
- Mempercepat naiknya iman sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh As-Sa’di ketika menafsirkan ayat: Dan apabila dibacakan pada mereka ayat-ayat-Nya maka ayat-ayat itu menambah iman pada mereka. (Al-Anfal: 2).
- Mendidik seseorang jauh dari maksiat dalam rangka menjaga hafalan yang susah payah dia hafalkan.
- Mendidik seseorang meninggalkan kesia-siaan dan memanfaatkan waktu dengan ibadah.
- Tidak termasuk golongan orang-orang yang lalai.
Pertanyaan yang
sering ditanyakan
- Mengapa target hafalan per halaman kok bukan per surat?
Ini bertujuan untuk tetap menjaga semangat dalam menghafal. Tidak
dipungkiri bahwa yang menyebabkan kita merasa tidak mampu dan putus asa dalam
menghafal selama ini adalah ketika melihat surat-surat yang panjang seperti
surat Al-Baqoroh, Ali Imron, dll. Terbayang dalam benak: kapan bisa
menyelesaikannya sementara surat yang pendek saja susah hafalnya. Akhirnya kita
merasa cukup dengan surat-surat pendek saja. Dengan memperkecil target, insya
Allah itu bisa menjaga semangat karena tidak lagi terpengaruh dengan panjang
pendeknya surat yang dihafal. Bahkan setiap halaman yang sudah di hafal semakin
menambah semangat untuk menghafal halaman berikutnya.
- Mengapa mengulang-ulang bacaan tidak per ayat?
Metode ini bertujuan untuk membiasakan menghafal dengan kalimat panjang
karena tidak selamanya kita akan menghafal ayat-ayat pendek. Bahkan seiring
waktu kita membiasakan hafalan Al-Qur’an, bisa jadi kita bisa menghafal 1/2
halaman sekaligus atau 1 halaman sekali duduk. Jika demikian maka semakin cepat
waktu kita bisa menyelesaikan hafalan Al-Qur’an (tidak lagi 12 tahun). Akan
tetapi ini tergantung pada kemampuan masing-masing individu yang tidak sama dan
tidak bisa dipaksakan.
- Apakah saya mampu sementara saya memiliki aktivitas sehari-hari yang demikian menyibukkan?
Pepatah Arab mengatakan: Man jadda, wajada (siapa saja yang
bersungguh-sungguh, maka dia akan menapatkan).
Maka demikian juga kami katakan. Semua kembali kepada pertolongan
Allah, kemudian kesungguhan usaha masing-masing.
Kehadiran program ini memang untuk memberi solusi bagi orang-orang
seperti Anda. Kalau seseorang bisa menghafal Al-Qur’an karena dia fokus dalam
masalah itu dan tidak diganggu dengan urusan lain, maka itu suatu hal yang
wajar dan seharusnya memang demikian. Tapi jika ada orang yang sudah disibukkan
dengan aktivitas sehari-hari kemudian bisa menghafal Al-Qur’an maka ini yang
luar biasa.
Anda coba dulu metode ini dengan disiplin dan istiqomah, jika ada
kendala bisa kita diskusikan untuk mencari jalan keluarnya.
- Bagaimana dengan halaman yang terdapat pembatas surat seperti juz 30 lembar 1B?
Tetap Anda hafalkan sebagaimana terdapat dalam halaman tersebut.
Keuntungannya adalah kita menghafal sekaligus urutan surat-suratnya.
- Bagaimana kalau saya sudah hafal juz 30 apakah saya harus mengulang hafalan sesuai metode ini?
Tidak perlu! Anda langsung menghafalkan juz 29. Yang Anda butuhkan
untuk juz 30 hanyalah metode muroja’ahnya saja dan itu Anda akan dapatkan dalam
buku evaluasi menghafal dan muroja’ah.
- Jika di baris ke-3 akhir ayat ada di tengah baris, apakah saya harus menghentikannya di akhir baris atau di akhir ayat?
Ukuran tiga baris ini tidak paten harus tiga baris penuh, tapi
menyesuaikan dengan kondisi akhir ayat. Jika akhir ayat ada di tengah baris
maka Anda hentikan bacaan di sana, sementara sisa bacaan ayat di baris tersebut
diikutkan ke 3 baris berikutnya. Jadi ini bukan suatu yang paten, tapi
fleksibel menyesuaikan keadaan.
- Bagaimana jika mengulang-ulang bacaan itu kurang dari 20 kali?
Saya pernah mempraktekkannya dan ternyata hasilnya hafalan kurang kuat.
Sepertinya 20 kali itu ukuran minimal, jika lebih maka lebih baik. Allahu
a’lam.
- Apa saja kiat untuk memperkuat hafalan?
1.
Berdoa kepada
Allah untuk dimudahkan dan dikuatkan hafalan.
2.
Hindari
maksiat.
3.
Jaga
kehalalan dan kethoyyiban makanan kita.
4.
Disiplin
dalam muroja’ah.
- Saya sudah tua, apakah saya bisa mengikuti program ini?
Tidak ada satu pun yang bisa dan boleh menghalangi seseorang untuk
beramal sholeh, lebih-lebih dalam menghafal Al-Qur’an yang merupakan petunjuk
dari Allah. Apakah bisa menyelesaikan hafalan sesuai dengan target, serahkan
semua hasilnya kepada Allah. Bukankah yang dinilai oleh Allah adalah
kesungguhan usahanya, bukan semata-mata hasilnya? Kami bersyukur kepada Allah
jika Anda bergabung dengan program kami. Mudah-mudahan ini bisa menjadi ladang
amal sholeh yang menguntungkan untuk kita semua di dunia dan di akhirat.
Teknis
Pelaksanaan di Masing-masing Mudiriyah
- Masing-masing mudiriyah membentuk lembaga pendidikan “Ma’had terbuka”.
- Mengumpulkan peserta didik dari anggota jamaah (sebagai kegiatan tarbiyah) dan dari luar anggota jamaah (sebagai kegiatan dawlam).
- Menyiapkan ustadz yang siap menerima setoran hafalan dan mampu membimbing tahsinul qur’an.
- Menyiapkan ustadz yang mampu mengajar tafsir Al-Qur’an tiap juz yang sedang dihafalkan[5].
- Menyiapkan ustadz yang mampu mengajar bahasa Arab kitab.
- Setoran hafalan bisa dilakukan setiap saat, sesuai kesepakatan dengan ustadz masing-masing sambil membenahi bacaan-bacaan yang kurang tepat (tahsinul qur’an).
- Menjadual kajian tafsir sekali sepekan (waktu sesuai kesepakatan bersama).
- Jika sudah selesai menghafal 1 juz maka diadakan ujian:
1.
Hafalan
diujikan ke ma’had tahfizhul qur’an terdekat, jika memungkinkan.
2.
Ujian tafsir
dilaksanakan dua tahap: ujian lisan dan tulis di tempat masing-masing.
3.
Untuk ujian
bahasa Arab dibuat waktu tersendiri menyesuaikan dengan selesainya pembahasan
yang akan diujikan.
Target
Pencapaian
Target yang
diharapkan dengan metode ini adalah peserta didik mampu menghafal Al-Qur’an
(secara lafazh dan makna) dengan mudah dan ringan, tanpa banyak mengganggu
aktivitas kesibukan sehari-hari yang menjadi kewajibannya.
Demikian,
mudah-mudahan Allah ‘azza wa jalla meridhoi dan memberi kemudahan
menjalankan program ini, karena sesungguhnya Allah Maka Kuasa atas segala
sesuatu.
[1] Berdasarkan metode Al-Qosimy.
[2] 20 kali pengulangan ini
berdasarkan temuan Syaikh Dr. Muhsin, imam masjid Madinah.
[3] Disediakan murottal yang sudah
dipotong-potong per halaman mushaf Madinah.
[4] Metode muroja’ah yang
dikonsep oleh Syaikh Yusuf ‘Uyairi rohimahullahu wa taqobbalahu minasy
syuhada’ dengan sedikit modifikasi.
[5] Disediakan modul tafsir Ibnu
Katsir (lengkap, bukan ringkasan) per juz baik yang berbahasa Arab dan
terjemah.