Subscribe:

Ads 468x60px


Minggu, 23 Desember 2012

PROGRAM TAHFIZ



PROGRAM TAHFIZHUL QUR’AN 12 TAHUN
UNTUK UMAT

ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا  ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِّنَفْسِهِ وَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ  ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (Fathir: 32)

Berkata Ibnu Katsir rohimahullah: Allah ta’ala menjadikan orang-orang yang beramal dengan Al-Qur’an adalah orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami dan termasuk umat ini, kemudian membagi mereka menjadi 3 kelompok:
  1. (lalu diantara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri) yaitu orang yang lalai dalam mengerjakan sebagian perkara-perkara wajib dan melakukan sebagian perkara-perkara haram.
  2. (dan diantara mereka ada yang pertengahan) yaitu orang yang melaksanakan perkara-perkara wajib, meninggalkan perkara-perkara haram, dan kadang-kadang meninggalkan sebagian perkara-perkara sunnah dan mengerjakan sebagian perkara-perkara makruh.
  3. (dan diantara mereka ada yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah) yaitu orang yang mengerjakan perkara-perkara wajib dan sunnah dan meninggalkan perkara-perkara haram dan makruh dan sebagian perkara-perkara mubah.

Ali bin Abi Tholhah berkata dari Ibnu Abbas tentang firman-Nya: (kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami), beliau berkata: mereka adalah umatnya Muhammad shollallahu ‘alaihi wa sallam. Allah mewariskan kepada mereka semua kita yang Dia turunkan. Maka orang yang zholim diantara mereka diberi ampunan untuknya, orang pertengahan diantara mereka dihisab dengan hisab yang ringan, dan orang yang lebih dahulu dari mereka masuk surga tanpa hisab.

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Darda’ rodhiallahu ‘anhu, berkata: saya mendengar Rosulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Allah berfirman: (Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah), adapun orang-orang yang lebih dahulu adalah orang-orang yang masuk surga tanpa hisab, adapun orang-orang yang pertengahan adalah orang-orang yang dihisab dengan hisab yang ringan, dan adapun orang-orang yang menzholimi diri mereka sendiri adalah orang-orang yang dihisab sepanjang waktu mahsyar .... (Al-Musnad 5/198). Selesai dengan ringkas.

Allah ta’ala berfirman:
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ   ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿٢٨
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ro’du: 28)

[Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahullah berkata: Dzikir bagi hati seperti air bagi ikan. Bagaimana keadaan air bila dia dikeluarkan dari air?

Dzikir adalah obat bagi hati yang keras, sebagaimana seseorang mengadu kepada Al-Hasan Al-Bashri rohimahullah: Wahai Abu Sa’id, saya mengadu kepadamu tentang kerasnya hatiku. Beliau menjawab: Cairkan hatimu dengan dzikir!] (Tazkiyatun Nafs, Syaikh Dr. Ahmad Farid)

اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لأَصْحَابِهِ
Bacalah Al-Qur’an karena dia datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya. (HR. Muslim)

Dan dzikir yang paling utama adalah membaca Al-Qur’an yang akan memberi syafaat pada orang-orang yang membacanya nanti pada hari kiamat pada saat syafaat sangat diharap-harap untuk menyelamatkan dirinya dari siksa neraka. Karena demikian pentingnya dzikir bagi kehidupan hati, ketenteraman hati, dan selamatnya dari siksa neraka maka diperlukan program untuk membimbing umat agar senantiasa lisannya basah dengan dzikir membaca Al-Qur’an yaitu membimbing mereka dalam menghafal Al-Qur’an.

Menghafal Al-Qur’an adalah kebutuhan penting bagi kita semua karena merupakan petunjuk hidup yang mengantarkan kita pada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Namun menghafal Al-Qur’an keseluruhan (30 juz) bagi masyarakat secara umum --bahkan bisa jadi juga menurut kita-- itu merupakan keistimewaan yang Allah berikan pada orang-orang tertentu, tidak untuk setiap orang. Akibatnya menimbulkan anggapan bahwa kita tidak akan mampu untuk menghafal Al-Qur’an, apalagi jika melihat kesibukan dan padatnya aktivitas sehari-hari yang kita lakukan. Menghafal Al-Qur’an hanya bisa dilakukan di pondok pesantren-pondok pesantren dan dilakukan oleh orang yang memang fokus untuk menghafal dan tidak punya kesibukan lain. Berangkat dari kenyataan ini, program tahfizhul Qur’an 12 tahun ini di wujudkan untuk membantah anggapan-anggapan di atas.

Program ini diperuntukkan :
  1. Kaum muslimin yang tidak lagi memiliki kesempatan untuk menuntut ilmu (tahfizhul Qur’an) di pondok pesantren karena tidak memiliki biaya atau karena sebab lainnya.
  2. Kaum muslimin yang sudah disibukkan dengan urusan dakwah, jihad, ekonomi, keluarga, dll.
  3. Kaum muslimin yang sudah lanjut usia yang memiliki semangat untuk taqorrub kepada Robbnya.

Mengapa 12 tahun?
Angka 12 tahun itu didapatkan dari target minimal menghafal 1 halaman Al-Qur’an mushaf Madinah dalam sepekan dengan rincian sebagai berikut:
Jumlah halaman Al-Qur’an (mushaf Madinah)           = 604 halaman
Target hafalan per pekan                                             = 1 halaman
Satu tahun (masehi)                                                    = 52 pekan
Jadi untuk menyelesaikan seluruh Al-Qur’an dibutuhkan waktu = 604 : 52 = 11,62 tahun
                                                                                                                    (dibulatkan 12 tahun)

Dengan lamanya waktu ini kami katakan: Dari pada cepatnya waktu menghafal yang kita kejar dan akhirnya putus asa tidak menghafal karena tidak hafal-hafal sehingga 12 tahun berlalu usia kita tanpa ada satu surat pun yang kita hafal bahkan yang sudah dihafal pun akhirnya hilang terlupakan, lebih baik lambat target waktu kita, tapi insya Allah 12 tahun berlalu usia kita dan kita sudah hafal Al-Qur’an.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar